Kubuka hati ini
Kupejamkan mata ini
Jika Tuhan memberiku kesempatan
Izinkan aku merawatmu tanpa lelah
Karena kamu belahan jiwaku.
Itulah sajak kehidupanku. Setiap hari, aku bersenandung seraya menata langit biru, sebiru lautan yang luas.
Rutinitasku dimulai pada pukul 04.30
WIB. Adzan berkumandang menyambut datangnya jamaah sholat Subuh. Alhamdulillah, aku dan keluargaku masih
diberi kesempatan untuk menghirup udara segar.
“Bu … Nasi
komplit pakai sayur, telur dan sambal goreng tempe, ya.
Terdengar
suara lembut suamiku, Dadang, yang membantuku berjualan nasi di kantor.
Terlalu pagi mungkin, namun beginilah aktivitas kami, dimulai dari terbenamnya fajar hingga menjelang petang. Pelanggan pertamaku, adalah suamiku sendiri.
Terlalu pagi mungkin, namun beginilah aktivitas kami, dimulai dari terbenamnya fajar hingga menjelang petang. Pelanggan pertamaku, adalah suamiku sendiri.
“Minumnya
apa, Pak?”
“Biasa, Bu …
Kopi susu, biar gak ngantuk.”
“Saya nasi campur ikan tongkol sama
perkedel,” seru Pak Agus, menyahut ucapan suamiku.
“Eh, eh, ada Pak Dadang, pelanggan utama. Haha …” candanya.
“Eh, eh, ada Pak Dadang, pelanggan utama. Haha …” candanya.
“Iya, Pak
Komandan. Aku sarapan duluan, ya …”
Tepat
pukul 08.00 WIB, loket kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap sudah dibuka.
Beberapa orang tampak antre di depan loket-loket yang tersedia. Kantor ini
setiap hari selalu dipenuhi oleh orang-orang yang berkepentingan dalam penerbitan surat tanda nomor kendaraan yang dikaitkan dengan pemasukan uang ke kas negara, baik melalui pajak, bea balik nama kendaraan bermotor dan sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan.
Tak lama kemudian terdengan suara
dari pengeras suara memanggil Pak Sukiran sebanyak tiga kali. Tetapi yang
dipanggil tidak menyahut. Petugas pun memanggil nama berikutnya hingga hari
semakin siang dan tersisa beberapa orang lagi.
Di bangku pojok, kulihat seorang ibu
sedang tertidur. Entah mengapa tiba-tiba ibu itu terbangun. Ia tergagap lalu
bergegaslah dia ke depan, di hadapan loket dekat pengeras suara.
“Pak, apakah
Sukiran sudah dipanggil?” tanyanya lirih.
Petugas itu memasang ekspresi tak
suka. Katanya sewot,
“Kalau mau tidur, di rumah saja, Bu!” Jari telunjuk menujuk tepat pada muka si ibu.
“Kalau mau tidur, di rumah saja, Bu!” Jari telunjuk menujuk tepat pada muka si ibu.
Ibu itu beristigfar dalam hati. Tak
berani dia menatap sang petugas, hanya suaranya yang pelan terucap,
“Maaf, Pak.
Saya tidak mendengar …”
“Mana bisa
Ibu mendengar? Wong Ibu tidur sambil ngorok begitu!” bentaknya.
“Sekali lagi
maaf, Pak. Apa Sukiran sudah dipanggil?”
Kedua tangan petugas yang sebelumnya
masuk ke dalam saku celana, kini berada di pinggang. Matanya melotot menatap si
ibu.
“Sudah tutup!
Besok saja datang lagi!” telunjuknya menunjukakn
arah jalan keluar.
Ibu itu terdiam sendu. Ia melangkah
meninggalkan loket dengan tangan hampa. Aku yang mengetahui dengan jelas
peristiwa itu, tidak bisa berbuat banyak. Aku harus melayani para pembeli yang
semakin siang semakin berjubel, tidak bisa sejenak meluangkan waktu untuk
menolongnya.
Hatiku hanya mampu menjeritkan tanya,
“Sudah merdekakah kita untuk rakyat kecil?”
Aku bersyukur dengan hidup yang
kujalani. Kehidupanku sudah cukup bahagia dengan seorang suami yang selalu ada
di sisi, tiga orang anak dan seorang cucu, TO BE CONTINUED ... Buku Palingan Wajah Garuda
Kisah ini ditulis dalam buku cerita Palingan Gajah Garuda :
Pernahkah sedetik saja
terpikirkan tentang nasib Negeri ini?
Apa arti “merdeka” dan
maknanya pada kehidupan sebelumnya, kini dan nanti?
Benarkah segala bentuk penjajahan
telah terhapus?
Sudahkan hak didapat?
Lalu tentang Lambang
Negara, mengapa Cendrawasih atau Badak Bercula Satu?
Apa sebabnya Garuda
diharuskan menengok ke kanan?
Cinta Indonesia berarti
juga memahami negeri ini.
Siapkan segala Tanya,
kuatkan hati, kemudian baca buku Palingan Wajah Garuda.
Semua akan terjawab.
|
Yuk … beli, baca, terapkan pada diri
kita dan renungkan, masih banyak orang-orang yang membutuhkan uluran tangan
kita, monggo dipersilahkan pesan buku ini ke 089616613396.
Salam Blogger
Sumiyati Sapriasih
kontent bagus, tapi themenya kurang menarik
ReplyDeleteTerima kasih mbak Malena Fendi sudah berkunjung dan berkomentar disini, jangan di lihat themenya baca isi bukunya tentang kehidupan.
Deletecerita artikelnya bagus mba..
ReplyDeleteTerima kasih Sampulpertanian sudah berkunjung dan berkomentar disini, siipp .. cerita tentang kejadian orang petinggi yg tidak punya bahasa yang baik :)
Deletewah... udah bikin buku... keren
ReplyDeletegood luck.. semoga laris yah..
Terima kasih mbak Nova Violita sudah berkunjung dan berkomentar disini, sudah terbitkan 2 buku cerita : Cita-cita Cinta dan Palingan Wajah Garuda :)
DeleteSemoga bukanya laris ya, goodluck
ReplyDeleteTerima kasih Mas Asukan Chan sudah berkunjung dan berkomentar disini, amin semoga laris ya ... buku Palingan Wajah Garuda :)
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteNegri mereka yg rakyatnya masih 'terjajah', pada hakikatnya adalah negeri tsb belum merdeka
ReplyDeleteTerima kasih Mas Ars Desain sudah berkunjung dan berkomentar disini, Merdeka sih sudah, tetapi petingginya belum punya bahasa yang lebih baik :)
Deletebermanfaat gan :D thankyou!
ReplyDeleteTerima kasih Mas Tipta Santa sudah berkunjung dan berkomentar disini, kita saling berbagi informasi yang baik agar kita punya rasa peduli terhadap sesama :)
DeleteNice Info,, :)Btw Dapet Inspirasi dari mana nih?
ReplyDeleteTerima kasih Kupang Android Club sudah berkunjung dan berkomentar disini, ini kisah sebenarnya ketika saya memperpanjang SIM
DeleteArtikel yang menarik , itu yang terjadi di kehidupan kita sehari hari , ini beneran kisah nyata mbak ? Salut buat mbak nya
ReplyDeleteTerima kasih mbak Rino Susanto sudah berkunjung dan berkomentar disini, ini kisah nyata ketika saya memperpanjang SIM :)
DeleteInspiring Mbak... mudah2an memotivasi yang lain buat menulis
DeleteInspiring ceritanya.. Rajin2 update mbak, pasti banyak yang baca dan nungguin. Nuhun sudah beri saya pencerahan
ReplyDeleteyuk ... berbagi cerita dalam sebuah buku yang bermanfaat buat orang banyak
DeleteInspiratif. Mudah2an makin banyak pembaca yang termotivasi dr blog ini ya Mbak.. jadi smangat menulis
ReplyDeleteInspiratif. Mudah2an makin banyak info bs di share. Salam
ReplyDeleteEmak ternyata udah punya buku? Mpo baru tahu. Sukses baut buku selanjutnya
ReplyDeleteiyes mpok Ratne, emak sudah berkarya 2 buah buku, makanya yang vlog kemarin emak promosikan buku karyaku sendiri.
Delete