Monday, 24 October 2016

Tokoh Muda Inspiratif Di Matamu by Sumiyati Sapriasih

Blogger bersama Generasi Indonesia #MudaBikinBangga
Hai generasi muda Indonesia, ini aku Sumiyati Sapriasih ingin memberikan sedikit pengalaman untuk mencapai kesuksesan yang luar biasa sebagai ibu agar kamu-kamu generasi penerus #MudaBikinBangga. Walaupun aku bukan seorang tokoh Indonesia, namun aku hanya seorang ibu sudah meraih pencapaian yang dapat menginspirasi dan membuat anak-anakku bangga di usia muda.

Dulu … abah bekerja mencari uang sebagai supir mikrolet jurusan tanah abang – kota , ketika kecil kami ber-6 saudara menjadikan tulang punggung abah (itu sebutan bapak) sebagai pemberi masukan dana agar anak-anaknya bisa bersekolah sebagai mana anak lainnya. Aku anak ke-3 dari 6 bersaudara, abah hanya bisa menyekolahkan anaknya hingga Sekolah Menengah Atas.

Setelah lulus SMA aku mencari pekerjaan. Pekerjaan pertama yang aku jalani sebagai operator telephone di CV. Wisata aksara, dimana aku bekerja sambil melanjutkan kuliah di Yayasan Pendidikan Akutansi Manejemen Indonesia (YPAMI) dan Universitas Terbuka. Tak bisa dibayangkan ketika bekerja sambil kuliah bagaimana agar aku bisa mencapai kesuksesan dalam karier maupun mendidik anak-anak.

Tahun 1986 tepatnya tanggal 23 Oktober, saya menikah dengan Achmad Matuji, kemudian tahun 1990 aku mempunyai anak perempuan yang bernama Inggit Puji Sulastri, setelah menjalani proses pendidikam akhirnya Inggit Puji Sulastri menjadi seorang Ahli Komunikasi dengan lulusan D3 di Akademi Komunikasi Radio dan Televisi daerah Kemang – Bekasi. Inggit bekerja sebagai asisten sutradara di salah satu Production House.

Tahun 1990 lahir anak kedua Rahmat Adi Rang Putih mendapat gelar SST di Sekolah Teknologi Manajemen Industri yang bekerja sama dengan Departemen Perindustrian, ketika lulus SMA Rahmat Adi Rang Putih tidak mau melanjutkan kuliahnya, disinilah peran orang tua sebagai ibu harus bisa memberi pengertian kepada anaknya, akhirnya dengan sabar aku memberikan contoh bagaimana jika kelak ibu sudah tidak berada didekatmu, dan kamu harus berdiri sendiri tanpa ada bantuan dari siapapun, akhir kata Rahmat Adi Rang Putih bisa memahami apa yang dimaksud oleh ibunya bahwa kehidupan harus berjalan dengan teknologi yang semakin berkembang, dan sekarang ini Rahmat Adi bekerja sebagai Loan Officer di salah satu Bank swasta.

Tahun 1992 aku melahirkan anak ke-3 kuberi nama Teo Andri Saputra. Dari ketiga anakku yang paling mandiri adalah anak bungsu-ku, ketika Teo masih di TK dia sudah menunjukkan kemandiriannya, kejadian di Sekolah Taman Kanak-kanak ketika ada lomba madiri seperti pakai kaos kaki, pakai baju dan makan sendiri, kebanyakan seumuran 5-6 tahun semuanya serba dilayani oleh orang tuanya, namun Teo beda dari yang lain, dia bisa memakai kaos kaki, baju serta makan sendiri, ya … itu karena memang pada jam sekolah aku berada di kantor, jadi mau ga mau Teo harus memakai sendiri walaupun dirumah ada ART (Asisten Rumah Tangga), Teo memenangkan lomba mandiri pakai kaos kaki dengan kecepatan diatas teman temannya. Setelah menjalani proses pendidikan akhirnya Teo Andri Saputra mendapatkan gelar Sarjana Kelautan jebolan dari Universitas Diponegoro, dan kini Teo bekerja di Missol Papua.    

Aku menjalani kehidupan ini sebagai wanita pekerja dari jam 08.00 hingga jam 16.00 wib. Delapan jam kehidupanku berada di kantor. Cukup lama aku berkerja menjadi seorang finance di salah satu perusahaan asing, hingga aku bisa menyekolahkan anak-anak ke jenjang pendidikan Sarjana, sungguh kepusaan bathinku bisa mencapai kesuksesan sebagai ibu yang luar biasa. Dan kini usiaku sudah mencapai 50 tahun. Untuk mengisi waktu luang aku membuat tulisan lewat ngeblog. Nama dunia mayaku "Sumiyati Sapriasih", nama tersebut aku ambil dari nama kedua orang tuaku Sapri dan Asih, nama tersebut sebagai pengingat pahlawanku karena kalau tidak ada beliau maka aku tidak ada didunia ini. Menulis setiap hari dapat membuat  kepuasan tersendiri agar otak dan pikiran lebih jernih dibandingkan hanya dengan berdiam diri. Kini aku sudah menerbitkan buku “Cita-Cita Cinta” dan buku “Palingan Wajah Garuda” sebuah pencapaian yang luar biasa.


Salam Blogger
Sumiyati Sapriasih
Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com


14 comments :

  1. Keren, bu Sumiyati. ibu pahlawan bagi anak-anak ibu sehingga jadi sarjana dan dapat pekerjaan layak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mbak R Windhu sudah berkunjung dan berkomentar disini, ayo ikutan Lomba Blog Competition #MudaBikinBangga bersama #SahabatKurio

      Delete
  2. inspiratif. Pendidikan itu memang penting ya, Bu. Ikut senang kalau ada perempuan yang berhasil dalam pendidikan tapi tetap bisa mengurus keluarga

    ReplyDelete
    Replies
    1. kasih mbak Ahliah Citra sudah berkunjung dan berkomentar disini, kamu juga bisa ko, yuk ikutan Lomba Blog Competition #MudaBikinBangga bersam #SahabatKurio

      Delete
  3. ceritanya menginspirasi, jadi inget ibu saya :) sosok ibu memang penular motivasi bgt di dalam keluarga :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mbak Retno Andini sudah berkunjung dan berkomentar disini, ya ibu adalah segalanya bagi kita jadi jangan sia-siakan kedua orang tua kita selagi masih ada :)

      Delete
  4. Ibu adalah orang yang paling aku sayangi, karena ibulah yang melahirkan ku dengan menahan rasa sakit yang tiada tara, ibu yang membersarkanku, merawatku dengan baik hingga menjadikannu dewasa,,, cerita mba di atas membuat aku smakin sayang dengan ibuku,,thank mba udah bikin aku begitu bangga terhadap seorang ibu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mas qbenk Seo sudah berkunjung dan berkomentar disini, jangan sia-siakan ibu selagi masih ada, sayangi dia sebelum batu nisan yang kita lihat

      Delete
  5. Cerita yang mengisnpirasi jadi kangen sama Istri Saya yang selalu ikhlas menunggu dan selalu memberikan yang terbaik buat saya walaupun saya pribadi banyak kekurangannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mas Andi Setiawan sudah berkunjung dan berkomentar disini, berarti istrinya sangat setia good

      Delete
  6. Wah, kisahnya inspirastif sekali. Walau usianya 50 tahun, tapi semangatnya patut diancungi jempol ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mak Rach Alida Bahaweres sudah berkunjung dan berkomentar disini, usia bukan masalah buat seseorang yang ingin maju dan terus berkarya :)

      Delete
  7. Cie...mak sumi.saya malah bingung nih siapa pemuda inspiratif saya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mak Feriana Sari sudah berkunjung dan berkomentar disini, kamu juga bisa kok menjadi tulisanmun sebagai guru yang dapat mengispirasikan anak muridnya :)

      Delete