3 Pemenang Foto Bercerita |
Sebagai Presiden Direktur Navaplus
Group bapak David Wibowo telah membuat
program kepedulian KITA=SAMA agar bisa mengapresiasi karya anak-anak penyandang
autisme dengan memberikan dukungan dan pengertian dimana kita terlibat secara positif
dalam kehidupan mereka. Ternyata hasil karya anak-anak membuat juri bapak Willi Yoh dari Dosen IIKOM UI sangat “eye
opener” dan menyentuh kalbu seperti memberikan pesan kepada kita semua untuk “wake
up, aware and take action” yang berperan
dalam memberikan ruang kembang dan kreasi bagi Anak Berkebutuhan Khusus.
Selasa, 25 Juli 2017 berlokasi di
Gedung BRI Argo Jl. Mampang Prapatan Raya No.139 B Jakarta Selatan, dalam acara
Media Gathering program KITA=SAMA didukung oleh psikologi anak tiga generasi
ibu Saskhya Aulia Prima M. Psi menjelaskan
bahwa orang tua khususnya ibu harus fokus terhadap pengembangan kemampuan anak
yang mengalami autisme, karena hanya support lingkungan maka semuanya akan
terjadi sinergi yang baik sehingga dapat mengurangi gejala autisme anak
perlahan-lahan berjalan, walaupun tidak bisa hilang 100 %.
2 Sahabat Blogger meliput acara Media Ghatering |
- Menyebut nama mereka ketika ingin berkomunikasi.
- Membahas topik spesifik dan jelas.
- Eye-contact secukupnya.
- Hindari terlalu banyak member kebisingan/sentuhan/bau dll.
- Ajak individu autism bersosialisasi.
- Sabar menunggu jawaban diberikan.
Walaupun anak autisme banyak
kekurangannya, namun yang maha kuasa menciptakan kelebihan seorang autisme antara
lain : daya ingatnya dan analisis pola kejadian sangat baik, melakukan sesuatu sangat
fokus pada saat bekerja tanpa harus dipaksa, kreatif, minat spesifiknya dapat
berkontribusi besar pada produktivitas saat bekerja.
Inilah salah satu pemenang Lomba Foto
Bercerita, ibu Dwiyana Supriyatni guru pembimbing Kemal SDN Kramat Jati 16
Jakarta.
Foto ke-1 ,Foto ke-2, Foto ke-3 |
Pada foto ke-2 diambil dalam rangka
Gebyar Kreativitas peserta didik sd dan Direktorat Pendidikan Khusus , acara
ini merupakan kesempatan untuk membuktikan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus bisa
melakukan sama seperti anak lainnya, dan momen kebersamaan ini mengingatkan
bahwa pendidikan Inklusif bukan lagi sebuah ilusi.
Pada foto ke-3 diambil ketika Upacara
Bendera dari salah satu peserta didik berkebutuhan khusus Autisme yaitu Kemal V
kelas 5, yang mana kemampuan sosialnya dan akademik cukup baik, namun masih
memiliki kesulitan dalam kemampuan verbal seperti kalimat yang belum berurutan
saat berbicara dan masih sering bergoyang-goyang.
Menutup acara Gathering ini, Ibu Saskhya
Aulia Prima M. Psi memaparkan bahwa hal-hal yang mesti diketahui masyarakat
luas mengenai perjuangan orang tua dengan anak mereka yang menyandang autism agar
masyarakat bisa memiliki empati dan mengerti apa yang mereka rasakan dan
hadapi, sehingga tidak lagi memandang negatif atau menyepelekan isyu,
keberadaan dan permasalahan autisme.
Salam Blogger
Sumiyati Sapriasih
Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com
Wah artikelnya bagus dan bermanfaat bu. Semangat utk mencerdaskan bangsa... salam mampir di blog saya bu www.cahayalentera.net
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir di rumah mayaku, kita harus bebrbagi informasi kepada masyarakat agar lebih paham
DeleteSeringnya mereka tidak diapresiasi..malah dibully..
ReplyDeleteoleh sebab itu bunda saladin kita harus memberikan informasi kepada masyarakat agar lebih paham
DeleteSetiap anak pasti ada kekurangan dan kelebihan masing2 meskipun anak autis ya mbak :)
ReplyDeleteiyes, maha kuasa menciptakan manusia pasti ada kelebihan dan kekurangannya, oleh sebab itu kita yang diberi kelebihan dapat berbagi kepada orang yang kekurangan, terima kasih sudah mampir di rumah mayaku :)
Delete