|
Peta Jalan Perlindungan Anak |
Literasi digital merupakan
kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menemukan,
mengevaluasi, memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan konten atau informasi
dengan kecakapan kognitif maupun teknikal. Ada beberapa framework untuk literasi digital yang dapat ditemukan di Internet dengan ragam nama dan bentuk.
Kamis, 24 Agustus 2017
Kementerian Komunikasi dan Informatika bersma Indonesia Internet Governance
Forum, Indonesia Child Online Protection menggelar acara Talkshow “Tapak Jalan Literasi Digital
Anak Indonesia” yang dihadiri oleh Para Blogger, Mahasiswa, Siswa SMP
maupun Siswi SMA dan instansi terkait berlokasi di Ruang Rapat Anantakupa
Lantai 8 Kementerian Komunikasi dan Informatika – Jakarta Pusat.
|
Moderator Putra Nababan beserta 3 Narasumber |
Sebagai Narasumber Bapak Samuel
Abrijani Pangerapan selaku Direktur Jenderal Aplikasi Informatika mengatakan
bahwa social media saat ini merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat
Indonesia, awal tahun 2011 akses internet sudah dijangkau melalui gadget pada anak
usia 5 tahun, betapa riskan nya jika tidak didampingi oleh orang tua yang mana penyebaran
konten negatif sudah merajela. Lebih dari 132 juta atau 51 % dari total
populasi Indonesia terhubung satu dengan yang lainnya melalui dunia maya dengan
berbagai perangkat digital, sehingga sekitar 800 ribu konten dari 2,4 juta
situs berkonten negatif sudah berhasil diberantas jelas Bapak Samuel Abrijani
Pangerapan.
Narasumber kedua ibu Valentina
Gintings selaku Deputi Bidang Perlindungan anak mengatakan bahwa untuk memaknai
dan mewarnai tentang dinamika perlindungan anak Indonesia di internet, sangatlah penting peran orang tua untuk membimbing dan memberi pengarahan
ketika dia bermain internet dari konten yang negatif. Apabila anak terlalu sering menggunakan gadget tanpa pendampingan orang tua, anak akan jarang beraktivitas di luar ruangan dan berkurangnya kesempatan berinteraksi dengan teman-teman. Akibatnya berkurang juga kualitas interaksi sosial dengan orang-orang di sekitarnya.
|
Kerangka Literasi Digital Indonesia |
Oleh sebab itu Tim Pengarah
Perlindungan Anak Indonesia di Internet Ibu Maria Advianti mengatakana bahwa
keprihatinannya teradap dunia digital dengan konten negatif sangat membahayakan
bagi keselamatan jiwa remaja, untuk itu Internet sehat mengedepankan kebebasan
berekspresi di internet secara aman dan bijak melalui :
- Self-filtering
hanya dapat efektif dilakukan pada tingkat institusi keluarga dirumah dan
pendidikan disekolah.
- Menumbuhkan
konten local yang positif, bermanfaat dan menarik bagi anak, remaja dan
masyarakat setempat.
- Dialog
dan kerjasama inklusif, sinergis dan setara untuk tata kelola internet antar
pemangku kepentingan majemuk (multistakeholder), pemerintah, swasta, masyarakat
sipil, akademis dan komunitas teknis.
Dari sudut pandang RAS Foundation
Ibu Marsha Tengkar sebagai Pegiat Indonesia Child Online Protection mengatakan
bahwa Maraknya konten yang melanggar hukum semisal pornografi hingga radikalisme
maupun keberadaan perilaku online yang tak sepatutnya perundungan hingga
pedofilia, merupakan ancaman serius bagi keselamatan generasi muda Indonesia di
internet. Itulah pentingnya keberadaan Buku Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia
di Internet ini.
|
Seminar Literasi Digital |
Mari kita bergandengn tangan
untuk mengatasi masalah, karena sesibuk apapun orang tua bekerja dan gagap dalam
teknologi adalah pemicu utama yang menyebabkan konflik antara orang tua dan
anak? Yuk … cari tahu bagaimana strategi yang lebih baik untuk mengatasi konten
negatif, semua ini sudah dipaparkan diatas dengan 3 prinsip internet sehat.
Salam Blogger
Sumiyati Sapriasih
Telp No. : 089616613396
Mak, jd pengen punya bukunya,
ReplyDeleteByr lbh tahu nih soal langkah yg harus ditempuh utk melindungi si kecil,makasih sharingnya ya mak, :)
Sok atuh beli bukunya biar lebih paham ya ....
DeleteSuka miris juga saat anak anak lebih suka main gadget daripada belajar, lebih miris lagi saat ada orang yang melegalkan wifi buat konsumsi anak-anak
ReplyDeleteJaman sekarang sudah canggih, dampingi anak ketika main gadget, itu lehih aman
Delete