Monday, 18 December 2017

Jangan Rebut Kebebasan Kami, Jangan Rebut Lahan Gambut

Lahan Gambut
Pernahkan mendengar Lahan Gambut?

Gambut sering kali diabaikan, padahal dapat memberikan ekosistem dunia. Gambut yang sudah dikeringkan sangat mudah terbakar, terkena percikan api yang kecil saja dapat mengakibatkan sambaran api yang besar dikarenakan banyaknya kandungan materi organik yang tersimpan di gambut.

Kemarin, saya baru melihat video lahan gambut yang diputar melalui event Pantau Gambut Influence Ghatering dengan tema “Make Peatland As Cool As You”. Kebakaran terjadi di tahun 2015 sangat dahsyat dan berlangsung selama 4 bulan berturut-turut. Dari 2,6 juta hektar lahan yang terbakar setengahnya merupakan lahan gambut, sehingga masyarakat sekitar gambut sangat kehilangan mata pencaharian mereka.

Antara lain keadaan lingkungan kebun dan pohon terbakar habis, masyarakat sekitar terkena penyakit ISPA yang disebabkan oleh asap, mereka menghirup udara asap setiap hari mengakibatkan dada sesak. Pekerjaan mereka habis dilanda kebakaran itu, mau ke ladang, berangkat nelayan bahkan mau aktifitaspun mereka tidak bisa karena keadaan sekitar tertutup oleh asap tebal.
      
Harapan dari masyarakat gambut apakah pemerintah bisa melihat pekerjaan mereka untuk 1 atau 2 tahun kedepan dan dapat mempertahankan hak mereka? Dengan kebakaran lahan gambut ini, mata pencaharian mereka hilang, mereka berharap jangan sampai terulang kembali. Jangan rebut kebebasan kami dan jangan rebut lahan gambut kami, itulah harapan dari mereka.

BONOVR
Diacara ini mas Danar telah berekperimen dengan salah satu proyeksi menggunakan sml tehnik softwear kamera instan yaitu BONOVR. Alat ini dapat melihat real langsung secara live dengan menampilkan foto satu dimensi. Untuk aplikasinya bisa di lihat di website panomatics asia. Dan saya sudah membuktikan BONOVR ini luar biasa seakan kita dibawa ke alam lahan gambut dengan satu dimensi kita dapat melihat keadaan gambut disana.

Selain kelapa sawit, lahan gambut ini bisa ditanami sagu, karena tanaman sagu dapat mengurangi emisi CO2 lebih banyak dibandingkan tanaman pangan lainnya seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan tebu. Oleh sebab itu lahan gambut yang belum terbakar di Papua ditanami sagu masyarakat setempat, karena di Papua sagu merupakan bahan pokok utama.

Sebagai pemilik Restoran Papoea Kemang, pada kesempatan ini Amelia, memperkenalkan bisnis kuliner yang menyuguhkan semua bahan dari sagu khusus Papua yang sudah terkenal yaitu PAPEDA.
Narasumber Amelia Pemilik Restoran Papoea Kemang
Sagu mempunyai nilai material dan spiritual untuk warga papua, karena sagu adalah sumber makanan sehat dan memberikan nutrisi yang beragam. Menebang pohon sagu di lahan gambut Papua sama dengan melanggar Hak Asasi Manusia ungkap Amelia

Pohon sagu dapat tumbuh sampai 20m atau 30m, luas lahan sagi di provinsi Papua mencapai lebihdari 5 juta hektar dan lebih dari 2 juta hektar sudah diizinkan untuk alih fungsi.

Pohon sagu akan di panen pada saat berumur 6-7 tahun, proses pengolahannya dilakukan secara bertahap. Pohon sagu yang telah ditebang, kemudian dikupas kulitnya sampai terlihat serat yang didalamnya yang mengandung pati sagu. Kemudian serat yang diambil dihaluskan lalu disaring, hasil saringannya dicuci dan patinya diambil yang sudah mengendap.
  • Manfaat sagu buat kesehatan sebagai pencegahan penggumpalan darah dan kanker, baik untuk gula darah, dapat mencegah masuk angin, sebagai pre-biotik dan sumber Kalsium, kaya akan Fosfor, alternative untuk diabetes serta menurunkan berat badan.
  • Selain buat kesehatan sagu bisa menjadi Bio-Ethanol yang mana manfaatnya mengurangi kebutuhan BBM khususnya premium, dapat mengurangi efek rumah kaca, bebas zat berbahaya seperti Co, Nox, UHC, sebagai Diversifikasi energi dan industry yang berujung pada penciptaan lapangan kerja, dapat menciptakan teknologi berwawasan lingkungan.
  • Manfaat ketiga, sagu herbal dapat mencegah dan menyembuhkan jerawat (sagu dan putih telur), dapat mengobati iritasi dan luka ringan pada kulit (sagu dan air hangat), dapat mengurangi minyak berlebihan pada rambut (sagu dan baking soda), dapat menormalkan kondisi rambut yang rusak dari hairspay (sagu dan jeruk nipis), dapat menjadi pendingin bagi kulit yang sedang meradang (sagu dan susu dingin).
Bicara soal lahan gambut, banyak sekali manfaatnya. Sebagai narasumber terakhir dari Komunitas Simpul Gambut memberikan ultimatum dari acara ini apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung gerakan ini?

Dengan adanya Pantau Gambut ini dapat dilakukan identifikasi jenis restorasi, Perencanaan Restorasi, Penentuan kawasan lindung dan budidaya gambut, Monitoring restorasi gambut dan konversi lahan gambut. 

Dari seminar ini bisa ditarik kesimpulan agar kita semua dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan menyebar luaskan info ini bagi rekan media dan para blogger bahwa pentingnya pantau gambut bagi konservasi dan restorasi lahan.


Salam Blogger
Sumiyati Sapriasih
Telp : 089616613396
Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com  

No comments :

Post a Comment