Sunday, 31 October 2021

Lika Liku Peran Dokter di tengah Pandemi

 

Lika Liku Peran Dokter di tengah Pandemi
Lika Liku Peran Dpkter di tengan Pandemi


Dokter merupakan tulung punggung bagi orang yang sakit, bagaimana tidak ? kita telah mengetahui bahwa pasien di rumah sakit banyak yang tidak tertangani oleh dokter ketika hadir-nya virus covid-19, dikarenakan Indonesia memiliki rasio jumlah dokter yang sangat rendah yaitu 0,4 per 1.000 penduduk, itu artinya dalam 10.000 penduduk hanya ada 4 orang tenaga dokter. Apalagi akibat covid-19 tenaga kesehatan sebanyak 2.000 telah berguguran, sehingga berdampak layanan kesehatan menjadi tidak optimal.

Untuk menjadi seorang dokter, tahapan yang harus dijalankan cukup panjang yaitu 3-4 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran, koas 2 tahun, magang/internship 1 tahun, kemudian untuk ikut internship harus lulus uji kompetensi kampus masing-masing, sehingga 5-6 tahun rekomendari WHO baru akan tercapai. 

Rasion ideal menurut WHO (world Health Organization) adalah 1 per 1.000 penduduk. Saat ini kita memiliki 250 ribu dokter termasuk di dalam-nya dokter umum sejunlah 150 ribu orang, bila dibandingkan penduduk Indonesia mencapai 270 juta orang, dikarenakan rasio dokter di Indonesia baru mencapai 0,5 – 0,6 jadi masih jauh dari angka rasion 1 per 1.000. 


Live Streaming Ruang Publik KBR
Live Streaming Ruang Publik KBR

Nah … di tanggal 24 Oktober yang baru saja berlalu, kita semua memperingati hari Dokter Nasional, karena itu Yayasan NLR Indonesia dan Kantor Berita Radio mengadakan live streaming youtube Berita KBR dengan tema Lika Liku Peran Dokter di Tengan Pandemi dengan narasumber :

1. dr. Ardiansyah selaku Pengurus Ikatan Dokter Indonesia

2. dr. Udeng Daman selaku Technical Advisor NLR Indonesia

Dipandu oleh penyiar radio Rizal Wijaya sebagai host


Bagaimana penanganan kusta di masa pendemi ? 

Menurut data dari Kemenkes ada 110 kabupaten yang tersebar di 21 provinsi yang belum tereliminasi yaitu Papua, Maluku, Sulawesi Utara. Sedangkan di propinsi Jawa Barat ada 3 kabupaten yang belum tereliminasi. Mengapa masih ada daerah endemik kusta ? banyak faktornya antara lain lingkungan sosial ekonomi, sanitasi rumah, perilaku hidup sehat dan kepadatan jumlah penduduk. 

dr. Udeng mengatakan bahwa tantangan dalam mengeliminasi kusta ternyata tidak berhenti dari ketidaktersediaan dokter saja, melainkan stigma negatif yang masih ada di masyarakat, masih adanya kurang kesadaran penderita untuk memeriksakan diri ke puskesmas karena merasa takut dan malu dan masih ada kendara besar dalam pelacakan kusta di daerah.

 

Dua Narasumber Live Streaming Youtube Berita KBR
Dua Narasumber Live Streaming Youtube Berita KBR

Tantangan dalam mengelemina kusta 

Kurangnya distribusi dokter ke daerah terpencil dikarenakan belum adanya jaminan kesejahteraan, keamanan, kesehatan dan pendidikan bagi para dokter di daerah. Perlu adanya pelatihan atau workshop tentang kusta atau diadakan program pelatihan secara formal maupun informal, sehingga dokter bisa ikut aktif. 

Untuk usaha penguatan kapasitas tenaga kesehatan khususnya dokter harus sudah memiliki strategi yang telah dicanangkan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas seperti memperlakukan pasien kusta sesuai dengan kode etik. dr. Ardiansyah mengatakan perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan, karena dokter merupakan profesi yang belajarnya seumur hidup, melakukan kemitraan dengan pemerintah terkait kebijakan profesi dan memperdayakan masyarakat dengan cara mengedukasi agar dapat melakukan deteksi dini dengan menghapus stigma negatif kepada masyarakat 


Apakah bisa penderia kusta menggunakan fasilitas telemedicine ? 

Sangat bisa, oleh karena itu dokter yang memberi konsultasi dapat mengarahkan pasien ke fasilitas kesehatan bila terdapat tanda-tanda kusta. Dari pemeriksaan puskesmas pasien kusta diperiksa secara langsung, apakah ada kelainan kulit seperti bercak putih, mati rasa, ataupun gangguan fungsi syaraf. Bila sudah terjadi gejala seperti ini langsung ditangani. 

Nah … kita berharap jika semua pihak saling bersinergi, kemungkinan besar di tahun 2024 eliminasi kusta di Indonesia akan tercapai. Tidak hanya tereliminasi saja, akan tetapi bisa mencapai tiga zero program dari yayasan NLR Indonesia yaitu Zero transmission (menghilangkan transmisi), zero disability (mencegah terjadinya kecacatan), zero exclusion (menurunkan stigma). Sampai jumpa di liputan berikutnya.

 

Salam Blogger

Sumiyati Sapriasih

No. Wa : 085779065707

Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com

 

48 comments :

  1. Peranan dokter dalam masa pandemi memang bermanfaat buat pasien maupun masyarakat

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena itu dokter sangat diperlukan karena menjadi dokter itu prosesnya panjang melalu melalui beberapa tahapan

      Delete
  2. wah penderita kusta ternyata bisa memanfaatkan fasilitas telemedicine yaaa bu, 3 zero ini langkah tepat untuk penanganan kusta di Indonesia ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yayasan NLR Indonesia memang terus gencar memberikan motivasi kepada penderita kusta, usaha NLR membuahkan hasil yang lebih baik

      Delete
  3. Hebat nih program 3 Zero :
    Zero transmission (menghilangkan transmisi),
    zero disability (mencegah terjadinya kecacatan),
    zero exclusion (menurunkan stigma)
    Semoga kusta bisa hilang dari Indonesiandan yg sakit dpt penanganan yg baik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita doakan saja semoga tahun 2024 kusta sudah hilang dari Indonesia, yuk kita bantu edukasi hal ini melalui tulisan agar masyarakat lebih paham lagi

      Delete
  4. sedih banget ya?

    jumlah dokter di Indonesia sangat minim dan berkurang karena pandemi Covid 19

    biaya pendidikannya mahal sih, ratusan juta

    waktu pendidikannya juga lamaaaa, .....jauh lebih lama dibanding profesi lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena peran dokter sangatlah penting, yuk bantu NLR unruk sosialisakan kepada masyarakat tentang stigma kusta

      Delete
  5. Syukurlah penderita Kusta juga bisa menggunakan fasilitas telemedicine ya, juga bisa periksa ke puskesmas juga.
    Memang sih, salah satu tantangan kita, masih ada beberapa wilayah yang kesulitan nggak ada nakes yang memadai

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang puskesmas adalah langkah awah pemeriksaan rutin penderitankusta mereka bisa datang ke puskesmas secara rutin karena obatnya gratis

      Delete
  6. Wah semoga para dokter selalu diberi kesehatan ya mbak dan penderita kusta bisa tertangani dengan baik terlebih di masa pandemi seperti saat ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dokter merupakan peranan yang sangat penting dalam kesehatan, apalagi untuk daerah-daerha masih banyak kekurangan dokter

      Delete
  7. selain berjibaku dengan pandemi, dokter juga masih punya banyak PR termasuk kusta, ya. semoga segera tuntas deh, masalahnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena itu kita sebagai blogger dapat membantu yayasan NLR Indonesia untuk bisa edukasi melalui tulisan agar masyarakat lebih paham lagi, bahwa penyakit kusta itu dapat disembuhkan

      Delete
  8. Peran dokter penting banget buat program eliminasi kusta. Tak hanya untuk mengobati penderita kusta, tapi juga mengedukasi masyarakat

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan hanya untuk penyakit kusta saja, peranan dokter memang sangat diperlukan unntuk bidang kesehatan

      Delete
  9. Panjang perjuangan untuk menjadi seorang dokter, tapi insyaallah terbayar dengan pahala-pahala dalam membantu proses penyembuhan pasien, aamiin. Wih, alhamdulillah para penderita kusta sudah bisa telemedicine biar mendapatkan penanganan. Bisa memudahkan tanpa harus antri ini. Semoga penyakit kusta segera bisa teratasi di Indonesia, agak menakutkan soalnya kalau kita tidak mendapatkan pengetahuan cukup soal penyakit ini. Terima kasih untuk informasinya ya, Bun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita juga sebagai blogger dapat membantu Yayasan NLR Indonesia dengan cara edukasikan kepada masyarakat melalui tulisan agar lebih paham lagi bahwa penyakit kusta dapat disembuhkan dan obatnya ada di puskesmas secara gratis

      Delete
  10. Dokter adalah profesi yang cukup mahal. Saya pikir banyak sekali yang ingin menjadi dokter. Tapi, nggak semuanya bisa mewujudkan mimpinya.

    Terkait mengenai kusta, memang yang paling mempengaruhi adalah adanya stigma yang nggak baik tentang penderitanya. Nggak heran kalau ada saja indikasi mengidap penyakit tersebut membuat penderita enggan mengonfirmasi.

    Sehingga, resiko mengalami terlambat penanganan nggak bisa terhindarkan lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Proses menjadi dokter itu sangat panjang, jadi indonesia masing kekurangan profesi dokter untuk menangan masalah kesehatan di indonesia

      Delete
  11. keren banget ini programnya ka, semoga bisa mengurangi penderita kusta di Indonesia ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. progran NLR Indonesia memang dapat membantu stigma kusta hilang dari anggapan masyarakat bahwa kusta penyakit kutukan, dan kita juga sebagai blogger bisa loh memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa penyakit kusta itu dapat disembuhkan obatnya ada di puskesmas secara gratis

      Delete
  12. Merinding saat membayangkan jika tenaga medis sudah susah ditemukan. Bagaimana nasibnya kita-kita ya? Tapi saya optimis berharap bahwa akan banyak generasi muda yang mau mengabdikan diri di dunia kesehatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Proses menjadi seorang dokter itu sangatlah panjang dengan melalui beberapa tahapan, sehingga indonesia masih kekurangan dokter apalagi di daerah daerah dokter dan tenaga medis kesehatan sangat kekurangan

      Delete
  13. Wah bagus sekali ada yang peduli dengan penyakit kusta di indonesia, semoga rencananya tercapai dengan full mengeliminasi kusta.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yayasan NLR Indonesia selama ini yang membantu edukasi untuk penyakit kusta, kita juga bisa bersosialisasi loh ... !!! meng-edukasi lewat tulisan agar masyarakat lebih paham lagi bahwa penyakit kusta dapat disembukan obatnya ada di puskesmas dan obatnya gratis

      Delete
  14. Indonesia memang belum bebas Kusta ya Bu. Padahal kasian juga penderitanya kadang dapat stigma negatif. Padahal Kusta bisa diobati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuk kita edukasi lewat tulisan agar masyarakat lebih paham lagi, bahwa kusta dapat disembuhkan asalnya berobat secara teratur dan obatnya gratis di puskesmas

      Delete
  15. Kusta memang harus jadi perhatian semua stake holder. Bagi penderita kusta tak perlu malu dan ayo segera berobat ke puskesmas dengan bantuan dokter. Obat kusta juga di puskesmas gratis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo kakak Wahid edukasika lewat tulisan bahwa kusta dapat disembuhkan, dengan adanya edukasi semakin genjar otomatis masyarakat akan menghilangkan stigma negatif terhadap kusta

      Delete
  16. 4 tahun baru sarjananya doang, harus koas lagi 2 tahun. Belum lagi internship setelah itu. Wah, perjuangan banget ya mba.

    Dokter gak bisa berjuang sendiri memerangi stigma negatif tentang kusta. Butuh peran kita2 ini di masyarakat, termasuk blogger dalam mengedukasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menjadi dokter memang harus melalui proses yang panjang karena itu Indonesia masih kekurangan dokter dalam hal menangani kesehatan di Indonesia

      Delete
  17. baru dpt info nih, klo sekarang telemedicine sdh bisa diterapkan untuk penderita kusta. jadi semua sgt terbantu khususnya pasien dan dokter juga insya Allah ttp aman dan sehat utk semuanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. pelanana telemedicine memang dapat dilayani dikarena masa pandemi ini, agar dirumah tapi masih bisa minum obat kustanya

      Delete
  18. Semoga penyakit kusta segera tereliminasi dari Indonesia, ya. Salut dengan para dokter yang terus mengingatkan tentang hal ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena itu peranan dokter sangatlah penting dalam hal kesehatan masyarakat, dan menjadi seorang dokter itu harus melalui perjalanan yang sangat panjang

      Delete
  19. Kaget deh masih ada ya kusta, kirain sudah punah karena waktu kecil ayah cerita ada penyakit kusta yang bikin jari bisa buntung. Semoga para dokter saat pandemi tetap bersemangat meski banyak lika likunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita juga sebagai blogger bisa loh ... meng-edukasi melalui tulisan kepada mnasyarakat bahwa penyakit kusta itu dapat disembuhkan dan obatnya da di puskesmas secara gratis

      Delete
  20. Bagus banget infonya, terima kasih sudah diingatkan mengenai bahaya kusta, semoga Indonesia menjadi semakin sehat ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk ... bantu NLR Indonesia untuk mengedukasi kusta ini dengan cara tulisan kita menjadikan masyakarat lebih paham lagi tentang penyakit kusta bahwa kusta dapat disembukan dan obatnya ada di puskesmas secara gratis

      Delete
  21. Kekurangan dokter jadi tantangan ya untuk mengeliminasi kusta di masa pandemi ini. Namun, dengan edukasi, sosialisasi dan kolaborasi bisa jadi solusinya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menjadi dokter itu sangatlah panjang prosesnya, karena itu peranan dokter sangatlah penting dalam menangani kesehatan

      Delete
  22. Semoga penyakit kusta ini bisa hilang ya. Tidak ada yang tertular dan Indonesia bisa menjadi lebih sehat lagi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena itu kita sebagai blogger bisa bantu untuk edukasi kepada masyarakat, bahwa penyakit kusta bisa disembuhkan dengan obat gratis di puskesmas

      Delete
  23. hanya bisa berdoa semoga sehat selalu para tenaga medis di tengah pandemi ini. Karena sekali gugur maka mencetaknya lagi butuh waktu yang lama. Semoga penderita kusta juga bisa tertangani dengan baik karena adanya dokter dokter yang masih ada sekarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin kita doakan saja semoga tenaga medis lebih aware terhadap kesehatan sendiri sehingga dapat melayani masyarakat dengan lebih baik lagi

      Delete
  24. Nah penting banget nih edukasi tentang kusta ke masyarakat ya, biar stigma-stigma negatif perlahan bisa dihilangkan. Bahkan sekarang sudah tersedia pengobatan gratis di puskesmas

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuk ... sebagai blogger kita edukasikan penyakit kusta ini, sehingga stigma negatif hilang di masyarakat

      Delete