Live Streaming Kusta |
Selama
satu tahun ini saya telah mengikuti live streaming bersama Kantor Berita Radio
dan NLR Indonesia. NLR Indonesia merupakan organisasi yang memiliki fokus isu
untuk kusta dan pembangunan yang inklusi, disabilitas serta mendukung kampanye
kesadaran serta melawan stigma terhadap semua ragamdisabilitas.
Live
streaming Ruang Publik KBR ini, membahas tentang kusta yang merupakan salah
satu penyakit menular yang masih menimbulkan masalah sangat kompleks dan
menimbulkan disabilitas ganda, dimana orang yang menyandang kusta mengalami
disabilitas secara sensorik ataupun motorik. Dalam kondisi ini orang yang
pernah mengalami kusta harus berhadapan dengan stigma yang ada di masyarakat.
Sebenarnya kusta bisa dicegah dan disembuhkan. Walaupun sampai
menyebabkan kecacatan, selama mendapatkan pengobatan dengan benar dan secara
rutin, maka penyakit itu akan sembuh dan tidak lagi menular.
Salah satu hambatan terbesar kusta
adalah pemahaman yang keliru dan juga adanya stigma yang sudah terlanjur
melekat dalam masyarakat kita, yang menyebabkan para disabilitas ini tidak
memiliki kesempatan yang sama saat berkumpul dengan masyarakat seperti untuk
bersekolah maupun bekerja.
Ratna Indah Kurniawati |
Ratna Indah Kurniawati
Ratna Indah Kurniawati adalah seorang perawat di Puskesmas
Grati, kabupaten Pasuruan – Jawa Timur. Dulu, dia seorang penderita kusta yang
juga dikucilkan oleh masyarakat, namun dengan rajin berobat rutin berangsur
dengan baik, kini Ratna Indah Kurniawati seorang perempuan yang berusia 40
tahun selalu aktif di puskesmas sebagai intens mendamping-berdayakan penderita
kusta di daerah Grati – Pasuruan Jawa Timur.
Sebagai perawat tentunya Ratna Indah Kurniawati mempunyai
seorang pasien yang bernama Somat dengan usia 65 tahun, salah satu penderita kusta.
Ketika itu Somat menderita kusta yang cukup parah. Kaki dan tangannya penuh
borok, hingga membusuk. Sampai-sampai, penyakit itu melumpuhkan saraf kakinya.
Sehari-hari Somat harus berjalan ngesot untuk memindahkan tubuhnya. Kondisi Somat membuat
orang-orang di sekitar menjauhinya lantaran takut tertular. Bahkan, oleh
istrinya sendiri, Somat telah dibuang
ke rumah anaknya. Namun ternyata migrasi itu bukan harapan baik bagi Somat.
Bahkan di rumah anaknya pun Somat juga dijauhkan dari siapapun, seakan-akan
semua yang didekati dan disentuhnya berbuah petaka.
Sangat mengenaskan, istri dan anaknya tidak mau mengurus Somat
dengan alasan yang serupa yaitu “takut tertular. Somat sangat sedih mendengar
ucapan anaknya seperti ini, “Kalau lihat bapak saya langsung muntah, engga mau
makan, ujar Ratna Indah kurniawati mengulang cerita yang disampaikan Somat.
Karena anaknya Somat tidak mau hidup bersama bapaknya, akhirnya Somat dibuatkan
sebuah gubug di Pematang ladang yang jauh dari pemukiman yang setiap harinya
dikirim makanan untuk Somat. Masya allah sebegitu takut tertularkah anaknya
somat memberikan makanan tidak langsung ke gubuknya, melainkan diletakkan agar
jauh, sehingga Somat harus ngesot di atas kering tanah ladang lebih dulu untuk
mengambil kiriman makanan itu.
Ratna Indah Kurniawati |
Ratna Indah Kurniawati sempat menawarkan kepada keluarganya arag
Somat dirawat di rumah sakit kusta di Mojokerto. Keluarganya sempat setuju,
hanya saja tidak ada satupundari mereka yang mau menunggui Somat di rumah
sakit. Alhasil, Somat tetap tinggal di gubuk hingga ajal menjemput.
Dari 9 desa di wilayah puskesmas Grati – Pasuruan Jawa timur,
penderita kusta terbanyak ada di desa Plososari – Grati Pasuruan. Dimana faktor
penyebab seseorang terjangkit virus kusta di antaranya karena kondisi
lingkungan, gizi dan pola hidup. Dengan taraf rata-rata pasien kusta masyarakat
yang ekonominya menengah ke bawah.
Penularan penyakit kusta hanya bisa melalui hidung dan mulut,
kuman akan meluncur melalui udara dan menempel pada tubuh si tertular, namun
Ratna Indah Kurniawati berkali-kali menegaskan kepada masyarakat agar tidak
perlu khawatir jika si penderita kusta sudah menjalani pengobatan secara
teratur, kuman-kuman itu akan mati dan tidak akan menular lagi.
Selama ini, pemahaman masyarakat pada penderita kusta kurang
lengkap, karena sebagian masyarakat masih ada yang menganggap bahwa mau
diapakan saja penderita kusta adalah pembawa virus yang membahayakan, padahal
kenyataannya tidak demikian. Kekuranglengkapan pemahaman itulah yang
menyebabkan masyarakat keliru dalam menangani penderita kusta.
Puskesmas Grati - Pasuruan Jawa Timur |
Berbagi Pengalaman
Dulu, suami saya Miftahul Ulum dengan usia 45 tahun awalnya juga
mengalami kesalah pahaman, begini ceritanya : suatu hari datang seorang pasien
bertamu ke rumah saya di desa Cukur Gondang, kecamatan Grati – Pasuruan. Tamu
tersebut berkata bahwa dirinya adalah penderita kusta. Miftahul Ulum gemetar
karena takut mendengarnya, maka dari itu sepulangnya tamu tersebut, suami saya :
1. membuang gelas bekas mulut si tamu.
2. kursi yang tadi diduduki tamu langsung dijemur
3. memperingati saya untuk tidak membawa pasien kusta datang ke rumah
Setelah saya menjelaskan kepada suami saya secara pelan-pelan
akhirnya Miftahul Ulum mengerti, dan sekarang suami saya sangat mendukung,
kenang Ratna Indah Kurniawati.
Terhitung sampai tanggal 11 Januari 2009, data dari Dinas
Kesehatan Jawa Timur tercatat sebanyak 2.610 orang penderita kusta. Daerah
Pasuruan ada di peringkat empat dengan 193 orang penderita kusta, kemudian
disusul kabupaten Lumajang dengan 171 orang dan Probolinggo dengan 125 orang.
Sementara penderita kusta yang paling banyak berada di Madura dengan rincian
381 orang, sampang 232 orang dan Bangkalan ada 207 orang.
Ratna Indah Kurniawati |
Ratna Indah Kurniwati mematahkan stigma pada penderita kusta
Dengan mitos yang ada bahwa stigma merupakan sebuah penyakit kutukan, karena itu siapapun yang punya penyakit kusta dikucilkan dari masyarakat. Namun dengan semangat juang, Ratna Indah Kurniawati sebagai perawat puskesmas Grati – Pasuruan Jawa Timur telah memberi perhatian lebih, mengadakan pendekatan, perhatian sosial dan memberikan bantuan pengobatan, pengetahuan kesehatan serta membimbing para penderita kusta untuk terus dapat menjalani hidup secara mandiri tanpa harus terbebani stigma yang ada di masyarakat.
Disamping itu Ratna Indah Kurniawati memberikan berbagai
pelatihan dan motivasi pada Kelompok Perawatan Diri (KPD) agar para penderita
kusta dapat menjalankan bisnisnya. Dengan adanya edukasi ini kita semua
terinpirasi sebuah pelajaran hidup tentang bagaimana berbagi kepada mereka yang
membutuhkan. Sehingga Ratna Indah Kurniawati telah dinobatkan sebagai perempuan
Penerima Semangat ASTRA Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2011
Salam
Blogger
Sumiyati
Sapriasih
Wa
No.085779065707
Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com
Cantik ya Ratna Indah Kurniawati
ReplyDeleteBanyak orang mengira kalau perempuan cantik hidupnya bakal bahagia
Ternyata jika terjangkit kusta mereka akan mengalami pemarjinalan yang sama
Dengan peduli dan menghilangkan stigma kusta di masyarakat, akhirnya Ratna Indah Kurniawati mendapatkan Penerima Satu Indonesia Awards
DeleteKeren sekali perawat Ratna ini
ReplyDeleteSangat menginspirasi ya
Pantesan bisa menang satu Indonesia Award
Semua yang dirasakan Ratna Indah Kurniawati terhadap stigma kusta di masyarakat memang sangat mengganggu, karena itu Ratna sebagai perawat bisa membuktikan bahwa kusta bisa disembuhkan
DeleteMasyaAllah sungguh dedikasi yg luar biasa.
ReplyDeleteSanggup memberikan manfaat utk banyak orang.
Luar biasa
Perjuangan Ratna Indah Kurniawati patut diberikan Penerima Satu Indonesia Award sebagai apresiasi ASTRA
DeleteTerima kasih sudah berbagi pengalaman mba. Dari suami mba saya belajar bahwa ada baiknya kita banyak cari tahu dulu. Namun, tak ada salah juga sikapnya. Bagaimana pun kondisinya belum tahu dan memilih antisipasi.Terima kasih juga untuk Ibu Ratna Indah Kurniawati yang sudah mematahkan stigma para penderita kusta.
ReplyDeletePeranan perawat Ratna Indah Kurniawati memang sangat patut diberikan apresiasi Penerima Satu Indonesia Award
DeleteMembaca tulisan kesehatan mengenai klien dengan kusta yang sukses memberikan inspirasi lainnya cukup menyenangkan dan membahagiakan. Mereka memiliki hak sama dan tidak perlu dikucilkan.
ReplyDeleteDengan adanya perawat Ratna Indah Kurniawati stigma dapat terkikis dari masyarakat sehingga Ratna dinobatkan sebagai penerima satu Indonesia Awards
DeleteSalut dengan kegigihan perawat Ratna Indah dalam menghadapi permasalahan kusta di masyarakat. Memang di kampung saya juga stigma itu masih melekat kuat. Seolah kusta itu penyakit kutukan yg harus dihindari
ReplyDeleteYups bener banget, Ratna seorang perawat yang bisa mematahkan stigma kusta di masyarkat daerah Pasuruan - Jawa Timur sehingga mendapatkan apresiain SATU Indonesia Awards dari Astra
DeleteMasih banyak ya stigma terhadap kusta. Namun kegigihan Bu Ratna Indah menginspirasi bahwa kusta sebenarnya dapat dicegah dan tak perlu ada stigma. Semoga banyak lagi bermunculan seperti Bu Ratna Indah ini.
ReplyDeleteSebenarnya kita sebagai blogger juga bisa loh ... dengan cara terus meng-edukasi lewat tulisan ke masyarakat
DeleteSelamat dan sukses untuk Ibu Ratna Indah Kurniwati.
ReplyDeleteSeorang nakes yang sukses memberikan tenaga, waktu dan curahan ilmunya untuk mengabdi kepada masyarakat.
Yups, ...dengan ke iklasan hati Ratna Indah Kuriawati untuk mematahkan stigma kusta dimasyarakat akhirmya ASTRA memberikan apresiaisi Indonesia Satu Awards
DeleteSetiap masalah selalu ada hikmah.
ReplyDeleteMbak Ratna Indah yang cantik dengan semangat nya layak mendapatkan penghargaan, karena sangat inspiratif dan menggugah semangat.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan keberkahan.
Aamiin ya robbal alamin semoga perawat selain Ratna juga bisa mematahkan stigma kusta di masyarakat lewat pelayanan dimana mereka bekerja untuk melayani dengan baik
Deletesedih banget baca kisah Pak Somat yang sampai akhirnya hidupnya menderita karena istri dan anaknya tidak mau mengurusnya hiks. Salut sama Ibu Ratna yang mendedikasikan diri untuk orang dengan penderita Kusta. Semoga banyak Ratna-Ratna lain di pelosok negeri.
ReplyDeleteAamiin semoga banyak yang meng-edukasi stigma dimasyarakat untuk masalah penyakit kusta ini
Delete